Sabtu, 23 Januari 2016

MENGAWETKAN HEWAN dan TUMBUHAN

Post by Sarna Suryana di 10/27/2009


ANEKA MAKHLUK HIDUP

TIAP HARI, terutama pada hari-hari libur, banyak orang yang terdorong oleh keinginan tahu, masuk ke kebun binatang yang terdapat di kota-kota besar di dunia ini. Mereka datang untuk melihat singa dan harimau, anjing laut dan singa laut, burung hantu dan burung elang, ular dan kura-kura. Yang juga menarik perhatian banyak orang ialah kebun raya. Di dalamnya dikumpulkan dan ditanam bermacam-macam tumbuhan hidup yang berasal dari berbagai-bagai tempat di seluruh dunia. Beberapa diantara tumbuhan-tumbuhan di kebun raya ini di tanam di tempat-tempat terbuka, lainnya dipelihara dalam rumah-rumah kaca yang besar.
Tentu saja, kita tidak usah bertempat tinggal di dekat kebun binatang/kebun raya, untuk dapat mempelajari aneka ragam makhluk hidup. Kita juga dapat pergi ke hutan, ke lapangan atau ke kolam untuk melihat rumput-rumput, semak-semak, dan pohon-pohon, ulat, kumbang dan cacing, burung kutilang, udang,, ular dan tikus. Juga di halaman rumah kita dapat menjumpai beratus-ratus macam tumbuhan dan hewan.
Apabila kita memperhatikan makhluk hidup dalam keadaan yang bagaimana saja, akhirnya kita akan memperoleh suatu gambaran mengenai keragaman yang terdapat diantara mereka. Bagi seorang pengunjung kebun binatang yang biasa datang pada hari Minggu, keanekaragaman itu mungkin hanya merupakan suatu gambaran yang singkat, lain tidak. Tetapi bagi mereka yang sudah menangkap arti ilmu pengetahuan, gambaran mengenai keanekaragaman makhluk hidup ini akan mendorong dan lebih membuka cakrawala pola pikir wawasan yang lebih luas lagi. Karena masih banyak ragam makhluk hidup daripada yang dapat dilihat dalam kebun binatang/kebun raya, yang akan menuntun sesorang betapa berjuta-juta jenis hewan atau tumbuhan yang tersebar di dunia ini, bahkan tidak tahu apakah jenis tersebut keragaman ataupun jumlahnya masih banyak atau tidak. Ini salah satu yang menjadi permasalahan mengapa kita perlu membuat pengawetan-pengawetan baik hewan ataupun tumbuhan dengan memperhatikan dan mematuhi prinsip-prinsip ekspolitasi, sehingga tidak menimbulkan suatu kerusakan/ketidakseimbangan lingkungan.
MENGAPA PERLU PENGAWETAN HEWAN DAN
TUMBUHAN ?
Sepeti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kita perlu/bisa membuat pengawetan hewan/tumbuhan antara lain karena :
A. Keperluan belajar/pendidikan/koleksi (penelitian botani, zoologi, sistematik, morfologi, penyebaran, dan disiplin ilmu yang lain).
B. Distribusi spesimen tertentu
C. Kemelimpahan tidak setiap waktu
D. Sebagai dokumen bukti-bukti kekayaan keanekaragaman (biodiversitas).
Dengan kata lain pengawetan hewan dan tumbuhan serta bagian-bagiannya diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan masa yang akan datang, Tanpa adanya sistem pengawetan yang baik, hewan dan tumbuhan yang ditemukan dan dikoleksi dilapangan akan mengalami kerusakan, misalnya akibat pengerutan atau pembusukan.
PENGAWETAN TUMBUHAN DAN HEWAN
Pada bagian ini penulis tidak akan terfokus kepada pengertian klasifikasi, sejarah, batasan, masalah, atupun macam-macam klasifikasi makhluk hidup yang ada di muka bumi ini. Tapi pada bagian ini kita akan lebih menekankan kepada bagaimana teknik dan macam pengawetan khususnya untuk dunia hewan dan tumbuhan.
Sebagai gambaran, kita ketahui keanekaragaman yang ada di dunia ini sangat besar sekali, baik dalam bentuk, ukuran, struktur, fungsi dan yang lain. Untuk memudahkan mempelajari hewan dan tumbuhan yang sangat beraneka ragam dari sifat dan ciri yang ada pada hewan dan tumbuhan itu maka sadar atau tidak sadar manusia menggolong-golongkannya menurut kepentingannya masing-masing. Penggolongan ini didasarkan dari sifat dan ciri dari hewan dan tumbuhan itu sendiri dan akhirnya untuk mencari kesamaan sifat.
Walaupun demikian, kita tetap sedikit harus mengetahui beberapa sistem klasifikasi hewan atau tumbuhan agar ada kerangka tempat menggantungkan informasi-informasi tentang tingkatan organisasi dan kemungkinan kekerabatan berbagai jenis/tipe hewan dan tumbuhan.
Pengelompokkan dunia hewan menjadi 2 kelompok besar yaitu :
- Hewan tidak bertulang belakang (Invertebrata) : Hewan ini mulai dari Filum Protozoa, Porifera, Coelenterata, Platyhelimnthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, dan Arthropoda.
- Hewan bertulang belakang (Vertebrata) : Pisces, Amphibia, Reptil, Aves, dan Mammalia.
              
Pengelompokkan/klasifikasi tumbuhan menurut August Wilhem Eichler (1839-1887) dalam Sudarsono (2005:30) mengumumkan suatu klasifikasi yang pengaruhnya sampai saat ini yaitu dia membagi dunia tumbuhan menjadi dua :
A. Cryptogamae, merupakan tumbuh-tumbuhan yang alat perkembangbiakannya tersembunyi, yang termasuk golongan ini adalah :
1. Thallophyta (Fungi dan Algae)
2. Bryophyta (Musci dan Hepaticae)
3. Pteridophyta (Equisitinae, Lycopodinae, Filicinae)
B. Phanerogamae, merupakan tumbuhan yang alat perkembangbiakannya tidak tersembunyi, meliputi :
1. Gymonospemae (tumbuhan biji terrbuka)
2. Angiospermae (tumbuhan biji tertutup)
MACAM-MACAM PENGAWETAN HEWAN DAN TUMBUHAN, ANTARA LAIN :
1. HERBARIUM
Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (disebut juga spesimen herbarium). Herbarium juga bisa berarti tempat dimana material-material tumbuhan yang telah diawetkan disimpan. Misalnya Herbarium Bandungense adalah herbarium kepunyaan Departemen Biologi FMIPA ITB di Bandung, sedangkan Herbarium Bogoriense adalah herbariumm kepunyaan Balitbang Botani, Puslitbang Biologi Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bogor.
Menurut cara pengawetannya bisa dibedakan menjadi :
a. Herbarium kering, cara pengawetannya dengan dikeringkan.
b. Herbarium basah, cara pengawetan dengan disimpan dalam larutan pengawet seperti alkohol 70%, formalin 4 %, atau FAA (larutan yang terdiri dari formalin, alkohol, asam asetat glasial, dengan formula tertentu)
Dari kedua gambar di atas sekilas nampak tidak bisa dibedakan mana hewan yang sudah diawetkan dan mana yang belum diawetkan. Kelompok hewan A adalah hewan yang masih hidup, sedangkan kelompok B hewan yang sudah diawetkan dengan proses yang disebut taksidemi.
Taksidermi merupakan istilah pengawetan untuk hewan pada umumnya, vertebrata pada khususnya, dan biasanya dilakukan terhdap hewan yang berukuran relatif besar dan hewan yang dapat dikuliti termasuk beberapa jenis reptil, burung, dan mammalia. Organ dalam dikeluarkan dan kemudian dibentuk kembali seperti bentuk asli ketika hewan tersebut hidup (dikuliti, hanya bagian kulit yang tersisa). Pengetahuan tentang kulit ini, sering dipakai sebagai bahan referensi untuk identifikasi hewan vertebrata, dan juga untuk menunjukkan bemacam-macam varietas yang terdapat di dalam species.
Dengan kata lain taksidermi merupakan pengetahuan tentang skinning (pengulitan), preserving (pengawetan kulit), stuffing (pembentukan), dan mounting/opzet/pajangan (penyimpanan sesuai kondisi waktu hidup).
3. BIOPLASTIK
Bioplastik merupakan pengawetan spesimen hewan atau tumbuhan dalam blok resin untuk digunakan sebagai media/alat, baik itu untuk kepentingan pendidikan atau komersial tertentu ataupun tujuan tertentu
Teknik pengawetan hewan/tumbuhan dengan Bioplastik ini memiliki beberapa keunggulan antara lain : Kuat dan tahan lama, murah, menarik dan praktis dalam penyimpanan. Tapi teknik ini juga memiliki kelemahan yaitu objek asli tidak bisa disentuh/diraba (karena observasi hanya mengandalkan penglihatan saja).
Pengawetan dengan menggunakan poliester resin ini dapat dilakukan pada bahan segar, awetan kering, dan atau awetan basah. Pengawetan ini bisa untuk mengamati aspek morfologi, anatomi, jaringan, perbandingan, atau siklus hidupnya.
Prinsip dari teknik pewarnaan ini adalah mewarnai bagian tulang vertebrata sehingga bisa dengan jelas membedakan tulang-tulang vertebrata secara khsusus, dan ini bisa digunakan untuk keperluan identifikasi ataupun determinasi vertebrarta secara umum.
Pengamatam terhadap pertumbuhan perkembangan tulang suatu hewan terkadang sulit kalau tanpa merusak hewan tersebut. Dengan ditemukannya metode pewarnaan tulang dan tulang rawan dengan tidak perlu merusak tubuh hewannya, merupakan sarana untuk penelitian keadaan dan perkembangan tulang.
Dengan hanya mewarnai tulang dan rawan saja, sedangkan yang lainnya bening maka kita bisa mengamati berbagai hal, diantaranya bentuk, perkembangan dan kecacatannya dari suatu hewan vertebrata pada tingkat perkembangan yang bervariasi.
Post by Sarna Suryana di 1/15/2010
 

Bioplastik merupakan pengawetan spesimen hewan atau tumbuhan dalam blok resin untuk digunakan sebagai media/alat, baik itu untuk kepentingan pendidikan atau komersial tertentu ataupun tujuan tertentu

Teknik pengawetan hewan/tumbuhan dengan Bioplastik ini memiliki beberapa keunggulan antara lain : Kuat dan tahan lama, murah, menarik dan praktis dalam penyimpanan. Tapi teknik ini juga memiliki kelemahan yaitu objek asli tidak bisa disentuh/diraba (karena observasi hanya mengandalkan penglihatan saja).

Pengawetan dengan menggunakan poliester resin ini dapat dilakukan pada bahan segar, awetan kering, dan atau awetan basah. Pengawetan ini bisa untuk mengamati aspek morfologi, anatomi, jaringan, perbandingan, atau siklus hidupnya.

Alat dan Bahan yang Diperlukan

  1. Cetakan dari bahan stainles atau permukaan halus dan kuat, misalnya kaleng wadah bekas, tatakan.
  2. Gelas pengaduk dari plastik dan sendok pengaduknya
  3. Girinda dengan batunya/amplas dari nomor 100 sampai 1500
  4. Poliester resin
  5. Katalis (etil metil keton peroksid 50%)
  6. Styren
  7. Pengkilat permukaan (kit)
  8. Braso/san poly, pengkilap logam
  9. Compound kuning
  10. Kain halus
  11. Kikir tangan
  12. Detergen
  13. Bahan-bahan yang akan diawetkan dari hewan atau tumbuhan atau objek lainnya.
Cara Kerja

A. Persiapan 

Menentukkan bahan yang akan diawetkan (tumbuhan/hewan), kalau tumbuhan ada proses pengeringan, dan kalau hewan ada proses pematian spesimen serta pengeringan.
  1. Mematikan Spesimen
  2. Pengeringan Spesimen
  3. Pembuatan Label
  4. Pembuatan Cetakan
  5. Bahan/spesimen yang akan diawetkan, dipilih bentuk dan ukurannya
B. Penanaman dengan Resin (..B)
C. Penghalusan dan Pengkilapan



Wednesday, June 10, 2009

cara-cara mengawet binatang kecil (tikus)

sebenarnya ada pembaca yang berminat untuk mengetahui cara-cara mengawet burung dan tupai. ini diluar sikit dari bidang aku (aku buat tumbuhan) tapi oleh kerana another part of my study is about biodiversity maka sapu semua lah flora dan fauna di planet bumi. ok sini aku tulis secara ringkas macam mana nak awet binatang2 seperti tikus.

tikus ni mamalia kecil so kau boleh apply cara ni untuk tupai. sebenarnya bahan dan alat lebih kurang sama sahaja cuma skill kau nak belah-belah bangkai (err... spesimen) tu yang penting. so first of all kau kena tahu tujuan kau.

contoh tujuan kau nak awet spesimen itu ialah untuk pameran, maka kaedah yang sesuai ialah awetan kering. kalau kau tak tahu apa tujuan kau nak awet spesimen, maka kau kena cari dulu tujuan. Aim and objectives ni boleh jadi peluru makan tuan. so buat betul2 dan kalau tak pasti, belajar lagi atau tanya orang yang pakar (bukan aku).

berikut ialah bahan dan sedikit teknik untuk mengawet tikus.

Bahan:

1. Tepung Jagung
- ini bahan tersenang sekali nak dapat.

2. Magnesium Karbonat
-kerja dengan bangkai, dah namanya nak mengawet, benda ni penting untuk mengawet kulit spesimen.

nak pakai arsenik pun boleh, agak toksik. tak pasal kau jadi nuar berahim.

Alat:

1. scaple blade
2. gunting tajam (untuk potong kulit)
3. forsep
4. gunting tulang
5. senduk otak (sudu kecil biasa2 pun boleh)
6. dawai (ala yang dawai ampaian kain pun boleh)
7. kapas
8. benang dan jarum

nota: guna kit pembedahan makmal, kalau korang belajar biology korang mesti tahu apa benda nya tu. jangan guna peralatan dapur, untuk mengelakkan masalah keracunan atau jangkitan penyakit. jangan jadi bodoh ok.

Teknik:

1. Mula2 bunuh tikus. guna kloroform. pastikan betul2 mati (bukan pengsan). hati2 guna kloroform sebab... eleh ni pun nak kena kasi tau ke?

2. cabut sikit bulu tikus di bahagian abdomen dia, lepas tu guntingkan kulit tikus. hati2 jangan sampai terodok habis terburai isi perut tikus tu. satu kerja pulak kau kena tangkap tikus lain lagi. masa ni tabur2 lah tepung jagung kat tikus tu, mana tau tikus tu berdarah. at least tak lah bersememeh.

3. proses skinning. ini susah sikit. nak mengulisi ni kena ada steady hand (sebab tu aku tak buat kerja ni sebab tangan aku menggeletar). pisahkan kulit dari otot (daging) perlahan2 guna scapel. buat sampai paha. patahkan tulang paha tikus tu (guna gunting tulang kalau tak nanti habis rabak tikus tu). keluarkan kaki dengan cermat (sesudah dipatahkan), jangan sampai tercabut habis. sekarang tulang paha tikus tu hanging dengan badan tikus semata2 attachment dengan tapak kaki. (i know sound nonsense tapi kalau kau buat mesti kau tahu ni). dan ingat untuk add on korang punya tepung jagung jika perlu. bila sampai bahagian kepala tu hati2 sikit. tanya lah dengan siapa2. aku tak tahu nak explain macam mana nak korek otak tikus dengan tidak menjejaskan kulit tikus. yang aku tahu, tengkorak tikus tu harus dikeluarkan. *jangan sampai kulit muka tikus tu cedera.

4. pas tu perlahan2 pisahkan badan tikus dari kaki dia. tarik keluar ekor dengan forsep. potong daging yang menghubungkan paha dan badan tikus. hati2 jangan sampai terburai isi perut tikus. kemudian pisahkan. lepas tu bersihkan daging2 yang ada di tulang paha tu. bersihkan betul2 sampai ke tulang. kalau tak nanti berulat lah tikus tu dan busuk. sekarang sepatutnya korang dah ada sekeping kulit tikus. (ala2 macam karpet hamparan kepala beruang).

5. kulit tu bersihkan lah lemak2 yang tertinggal. sapu kan magnesium karbonat. buat badan palsu menggunakan dawai dan kapas. untuk ekor, kapas tu korang lilit around the wire. wire tu panjangnya lebih kurang dengan ekor tikus. untuk badan, gumpal kapas lebih kurang dengan saiz dan bentuk badan tikus, agak2 lah besar mana tikus tu begitu lah besar gumpalan kapas. masukan badan palsu perlahan2 dalam kulit, kalau agak kering kulit tu renjis air sikit. nanti koyak pula.

6. dah siap. jahit balik tempat yang korang potong mula2 tadi. lepas tu keringkan spesimen dalam oven. agak2 lah jangan lama sangat nanti rangup pula tikus tu. than boleh lah disimpan. comel spesimen ni kalau betul2 pandai buat.

Tips:

1. korang pergi lah field trip ke muzium yang berdekatan. Muzium Negara atau Muzium Negeri, zoo pun ok juga rasanya. seboleh2nya waktu hari bekerja, lepas tu tanya lah staff disana. sebab biasanya ada staff muzium yang kerjanya mengawet spesimen. jangan kata tikus, rusa dan harimau pun mereka terer nak awet.

2. cuba surf laman web muzium luar negara (kalau boleh pergi lebih baik). aku dah surf, tapi tiada lah langkah2 nak mengawet ni step by step dia tempek dalam website. tapi biasanya ada gambar spesimen yang siap diawet. so boleh lah nak compare dengan kerja korang.

3. tanya pembantu makmal. mana tahu makcik lab korang tu terer gila nak awet spesimen, walaupun nampak dia tu makcik2, tiada Ph.D, tapi jangan lah korang eksyen nak mamp. makcik lab aku dulu, pernah berkursus berbulan-bulan di amerika untuk awet spesimen. dia memang pakar lah nak mengawet2 ni. yep amerika bebeh... ko ado? nan ado...

4. buat homework. yang ni paham sendiri lah kan. macam aku, aku suka blogging, so aku share lah sikit pasal cara mengawet binatang. rajin2 tanya google tu. yang ni aku tulis dalam Bahasa Melayu. so pandai2 lah search dalam english. aku nak belajar awet binatang ni bayar RM 250 sejam hokeh.. ni aku kasi free saja. baik hati kalu, kasi klik aku punya iklan di bar atas dan side bar tu..

5. practice make perfect. macam maths jugak. practice practice practice. (masalahnya dalam kes ni, kau praktis membunuh, so kena bunuh banyak tikus lah ya..)

nanti kalau aku rajin aku kasi tau macam mana nak awet spesimen burung. kalau rajin lah noks.. kalau tidak, tak ada lah. kali ni tiada gambar. malas aku nak ambil gambar, korang google lah sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar